Rabu, 29 Agustus 2012

Masyarakat yang mengkonsumsi makanan mengandung formalin, menurut Dra Erna Suryati Apt MKes dari Dinas Kesehatan DIY, bisa menyebabkan gangguan persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi. Dan pada perempuan akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas. “Gangguan formalin untuk jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Pada penelitian binatang menyebabkan kanker kulit dan kanker paru,” ujar Erna seperti dilansir sumber Suara Merdeka.

Menurut Erna, formalin tidak hanya dapat masuk ke dalam tubuh lewat makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dapat diserap oleh kulit dan dapat juga terhirup melalui pernapasan. Oleh karena itu, kontak langsung dengan bahan tersebut tanpa menelannya juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. ”Sampai sejauh ini, informasi menurut sistem keamanan pangan terpadu menyebutkan bahwa jika formalin terminum minimal 30 ml (sekitar 2 sendok makan) dapat menyebabkan kematian,” tambahnya.

Dikatakan lebih lanjut, ciri-ciri umum pada beberapa makanan yang diduga mengandung formalin untuk jenis mie basah adalah tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Bau mie agak menyengat yakni bau khas formalin, dan mie basah tersebut tidak lengket serta lebih mengkilap dibanding mie tanpa formalin.

Sedangkan tahu yang mengandung formalin tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu keras namun tidak padat dan bau agak menyengat khas formalin. Bakso yang mengandung formalin tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar dan memiliki tekstur sangat kenyal. Sedangkan ikan segar berformalin tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, warna ingsang merah tua dan tidak cemerlang, serta bau menyengat khas formalin.

Sementara ikan asin mengandung formalin dengan ciri-ciri tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan asin bersih cerah namun tidak berbau khas ikan asin. ”Ciri-ciri itu memang hanya bersifat umum, namun setidaknya dapat memberikan sedikit gambaran kepada kita tentang ciri makanan yang diduga mengandung formalin. Karena kita harus tetap waspada, jangan sampai makanan yang dikonsumsi malah menyebabkan penyakit,” imbuhnya.

Sedangkan contoh untuk bahan pengawet yang umum digunakan pada beberapa jenis makanan adalah benzoat, propionat, nitrit, sorbat, dan juga sulfit. Oleh karena itu, disarankan oleh Erna perlu sosialisasi penggunaan pengawet makanan yang aman secara terus menerus dan perlu pengawasan beredarnya makanan mengandung formalin oleh instansi terkait secara berkelanjutan. ”Disamping itu juga perlu pengaturan hukum yang tegas untuk mengurangi beredarnya makanan yang mengandung bahan berbahaya di pasaran.” Demikian ujar Erna.




Anak adalah anugerah yang paling berharga bagi pasangan suami istri, tapi tidak sedikit pasangan suami istri yang belum atau sulit punya anak sendiri walaupun usia perkawinan mereka sudah melebihi 2 tahun.
Bila pasangan sulit memiliki anak, di masyarakat kita seringkali yang paling disalahkan adalah pihak istri. Meskipun tuduhan itu tidak selalu benar, tetapi memang risiko infertilitas pada wanita dua kali lipat infertilitas pada pria.
Sekitar 40 persen ketidakmampuan pasangan untuk memiliki keturunan disebabkan oleh pihak istri. Sementara, hanya 20 persen yang disebabkan ketidakmampuan suami.

Adapun penyebab utama ketidaksuburan (infertilitas) wanita antara lain:

* Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh salpingitis (peradangan tuba falopi). Selain membuat sulit hamil, salpingitis juga dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan (ektopik). Penyakit menular seksual (PMS) klamidia dapat menyumbat saluran tuba falopi yang menyulitkan keluarnya sel telur. Sekitar 70% sumbatan tuba falopi disebabkan oleh infeksi klamidia.

* Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi). Kelainan kelenjar hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan anomali hormonal yang menghalangi ovulasi.

* Endometriosis
Endometriosis adalah pertumbuhan abnormal jaringan implan di luar uterus, yang normalnya hanya tumbuh di uterus. Endrometriosis dapat menghalangi proses konsepsi dan perlekatan embrio di dinding uterus.

* Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi). Kelainan kelenjar hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan anomali hormonal yang menghalangi ovulasi.

* Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus menstruasi terhenti pada wanita atau produksi sperma menurun pada pria.

* Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI. Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila seorang wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang menyusui, kemungkinan dia menderita hiperprolaktinemia.

* Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Sindroma ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama testosteron. Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel (tidak ovulasi).

* Menopause Prematur,
Menopause prematur terjadi bila wanita berhenti menstruasi dan folikel ovariumnya menyusut sebelum usia 40 tahun. Kelainan imunitas, radioterapi, kemoterapi dan merokok dapat memicu kelainan ini.

* Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita usia 30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di dinding rahim.

* Adesi
Adesi (adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang saling berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang normalnya saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi karena infeksi atau pembedahan dapat menghalangi fungsi ovarium dan tuba falopi.

* Kelainan Kelenjar Tiroid
Kelainan ini menyebabkan kelebihan atau kekurangan hormon tiroid yang mengacaukan siklus menstruasi.

* Kelainan Anatomi Bawaan
Kelainan bawaan pada organ reproduksi dapat menyebabkan infertilitas. Kelainan yang disebut Mullerian agenesis ditandai dengan tidak berkembangnya vagina atau rahim. Wanita dengan kelainan ini masih dapat punya anak melalui bayi tabung dengan “menyewa” rahim wanita lain.

* Merokok
Merokok dapat membahayakan ovarium dan mengurangi jumlah/kualitas sel telur. Riset menunjukkan wanita perokok cenderung mengalami menopause lebih awal.

* Stres
Neurotransmiter (pengirim pesan kimiawi) bekerja di kelenjar hipotalamus untuk mengendalikan hormon-hormon reproduksi dan stres. Tingkat hormon stres yang tinggi dapat mengganggu sistem reproduksi.

* Terlalu Kurus atau Terlalu Gemuk
Wanita yang terlalu kurus, misalnya para atlet maraton atau penderita anorexia, dapat kehilangan fungsi reproduksinya. Kegemukan dapat menyebabkan infertilitas dengan berbagai cara. Policystic ovarian sydrome (PCOS), misalnya, lebih sering terjadi pada wanita yang kegemukan.

* Faktor Lingkungan
Herbisida, pestisida, limbah industri dan polusi lainnya dapat mempengaruhi fertilitas. Phtalate, zat kimia untuk melunakkan plastik, diduga dapat mengganggu fungsi hormon-hormon tubuh.



Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!